Semester Produktif

Genre : Daily

   Aku mau ngerangkum tingkat produktif aku dan teman-temanku selama 2 bulan kebelakang (Januari dan Februari). Namanya semester tua, tidak ada kata libur. Tapi aku menikmati semua prosesnya. Kenangan ini sengaja aku buat, kerena kelak 10 atau 20 tahun lagi aku baca ini, pasti rasanya nostalgia banget.

Untuk video : Klik 2 kali (Agar terplay, bukanya lewat chrome)

    Okay cerita ini aku mulai dengan berlabunya aku pada sebuah mall Paragon. Jadi hari itu kami mencari Apotek untuk tempat KKL, rencana awalnya kami di Apotek Bunda depan mall itu. Karena ada hal lain sebagainya, kami memilih untuk pindah di Apotek Nusukan. Padahal sudah nyaman, tapi kalau bukan takdirnya tidak bisa dipaksa.

    Malam itu, tepatnya H-2 sebelum aku sidang proposal. Melihat banyaknya lembar revisi jadi mikir 'habiskan banyak uang ni', untung aku print copy wkwk. Bagian yang ini tidak perlu dijelaskan mendetail, kalian pasti udah tahu rasanya gimana. Biar kita bicarakan yang indah-indah saja ya.


Akhirnya aku selesai sidang
Kalian bisa baca di 1/3 Proposal

   Baru aja selesai sidang, besoknya kami KKL di Apotek Nusukan. Baru hari pertama udah kena marah. Hari pertama KKL benar-benar mengerikan.

Jadwal kami juga padat. Harus bagi waktu, kapan KKL di Apotek USB, kapan harus revisi proposal.

Apotekernya adalah dosen kami di USB

Sibuk apa ni Len?








   Malam itu resep sedang banyak-banyaknya, makan juga belum sempat. Nggak kerasa udah jam pulang aja. Menulis tentang kejadian itu aja udah buat aku lelah.



   Waktu itu Kota Solo sedang sendu-sendunya, tiap sore dan malam hari pasti hujan. Kami nggak langsung pulang, nunggu hujan sedikit reda, kemudian mengisi amunisi dengan makan di pinggir jalan. Tempat favorit.

   Baru saja menutupkan mata, pagi harinya harus KKL di Apotek USB. Di Apotek USB ini kami hapalan 10 obat paten, dan 10 obat generik beserta sediaan lazim dan khasiatnya dan tiap pertemuannya ada tugas.Seperti hitung faktur, dan lain-lain yang berhubungan dengan Apotek.
Kalau ada orang yang bilang Farmasi jualan obat aja?
Kalian salah besar, sini tukaran posisi sehari dengan aku. Aku tidak masalah meminjamkan ragaku, asal jangan hati. Hatiku cuma buat doi haha.

   Aku dan Leni itu nggak punya motor, kemana-mana kami harus naik Go-Jek atau pun Gocar. Kalau kena shift yang bareng, kami samaan naik Gocar.

Nunggunya di depan kos ku, yaitu wisma wima.

   Orang yang kurang tidur suka bikin kelakuan yang ada-ada aja. Misalnya kayak gini, masa jarak 0,3 km dari kos dia ke kosku naik Gocar?

   Seharusnya dari kos wisma wima, ke Apotek Nusukan. Dia malah pesan dari kos dia, ke kos ku wisma wima, yang jaraknya 0,3 km. Pantas aja bapaknya sepanjang jalan bingung arahnya ke mana.

Kami juga menyempatkan untuk revisi proposal. 
Rajin kan?

   Tadi aku udah bilangkan kalau pulang KKL pasti makan dulu. Nah ini nih tempat biasa kami makan, namanya angkringan Pak Amir, tempatnya dekat luwes nusukan. 
Sekarang kalian tahu kan, kalau mau ajak aku makan ke mana?



Karena lelah banget, sampai Oca pake koyo

Leni juga pake koyo

Kami pernah memulai percakapan di kos Oca
"Kita ni antara dua pang, hidup lama tapi sakit-sakitan. Atau mati cepat" 
"Masa mudanya gini pang haha"

   Bukan hanya mengutamakan makan malam, makan pagi juga. Dan ini foto diambil waktu hari terakhir kami KKL di Apotek Nusukan. Awal masuk di Apotek itu kami sering dimarahi, lama-lama luluh juga. Kami diperbolehkan untuk makan pagi, dan katanya kami anaknya cekatan, kalau disuruh cepat kerjakannya.




   Siangnya makan lagi dong. Moto hidup kami ya gini, utamakan makan. Sekaligus untuk merayakan selesainya KKL di Apotek Nusukan,.

   Banyak yang tidak bisa disampaikan melalui rantai kata yang panjang, lelah yang tahu cuman kita, orang mana mau tahu kita sedang tertekan. Mengerjakan semua hal sekaligus dalam satu waktu itu sulit. Jadi, jika kamu membandingkan kehidupanku dengan yang kamu alami saat ini, tidak akan pernah sama. Emosi kita berbeda, terlalu lelah dan penat, hingga hal kecil yang membuat kecewa pun akan terasa amat sangat mengecewakan.Tapi makanan selalu bisa mengembalikan mood dengan cepat. 
The power of makanan.

   Sewaktu masih KKL di Apotek luar, di sela-sela kesibukan, kami memaksa diri sendiri untuk revisi hasil sidang kemarin. Mencari tempat kondusif agar tidak ngantuk, tapi aku nggak begitu nyaman, laptopnya hanya aku buka, makanannya aku makan.




   Pulang dari situ, ban motor Oca bocor, akhirnya kami tambal ban dulu. Sambil ditemani coklat hangat yang dikasih Mas di Up normal tadi, aku dapat view bangus banget. Lampu jalan yang sudah menguning, sepi disambut dengan udaranya yang romantis. Sayangnya di saat udara yang romantis ini, aku malah duduk sama Oca.
Seharusnya sama doi

   Seperti ikan yang berada di aquarium, kami ingin berenang bebas  tanpa rasa terkekang. Seperti biasa, tempat ternyaman untuk pelarian sementara adalah Tawangmangu, yang merupakan daerah kaki Gunung Lawu. Mau tahu bagaimana dinginnya? Kurang lebih 18 derajat celcius. Tapi habis dari sini pasti fresh rasanya. Kami mulai berangkat jam 7 malam, sampai sana sekitar jam 9 malam. 
Jalannya pelan-pelan, sambil nikmati suasananya.






   Menu yang wajib dipesan. Indomie pake telur, minumnya teh panas, di tambah gorengan. Jadi pengen kesana lagi.



   Malam itu juga kami menyempatkan datang ke daerah Pasar Gede. Di Solo ada lampion yang dipasang setiap tahunnya untuk  memperingati imlek. Lampionnya bagus banget, sayangnya rame padahal udah jam 12 malam. Kita kurang begitu suka tempat rame, soalnya bikin pusing.





Senang-senangnya udah cukup, sekarang waktunya maserasi bahan alam.


   Karena harus gojok tiap hari, dan botol maserasinya ada di kos Oca, jadi kami beli asupan agar kuat gojok botolnya. Aku suka gemuk bersama. Lebih tepatnya "Aku suka membuat Oca gemuk hahaha"


   Habis Abang batagor ini lewat, tidak lama ada tukang sate. Naluriku tergerak untuk menyuruh Oca keluar dan membelinya, tapi apa daya uang sudah habis untuk beli makanan dan cemilan. Aku cuma bisa meratapi kesedihan ini.
Kata Oca "Udah Bung nggak usah sedih"
Ku bilang "Yah Ca, masih lapar"
Oca menjawab "Udah makan sebanyak itu masih nggak kenyang?"

   Besok kami ada kegiatan untuk kulineran di Pasar Gede. Biar terlaksanakan, malamnya aku nginap di kos Oca. Semakin larut semakin tidak ngantuk, dan kami memutuskan untuk main game ini. 
Game apa hayo? Nama game ini puisi 5 dasar.

Like Turis
Kuliner pasar gede dimulai





Pagi hari di Kota Solo, indah kan?
makanya main-main ke sini.














   Btw, yang ini dikasih sama mas-mas yang lagi beli. Dia ngajaki cerita, dan ternyata dia pernah tinggal di Samarinda dulu. Berasa sodara kali ya.






  Seru banget kulineran kayak gini, sederhana tapi berkesan. Oh iya, aku lupa harga-harga makanannya berapa, tapi kami per orang kira-kira habis 30 ribu. Sepaket sama kebahagiaan. Untung ada Wenny sebagai tour gate, dan semua rekomendasi dari Wenny enak-enak. Serius nggak bohong.

   Malamnya aku ajakin Leni jalan cari makan. Iya, jalan kaki, emang hobby kami jalan kaki, nggak repot lah, kuy langsung.

Seperti biasa, dia yang antre, aku yang santai-santai.

   Terus nyasar sampai ke taman jaya wijaya. Aku juga tukaran sendal sama Leni, soalnya aku pake jilbab pink, biar selaras, jadi aku minta tukaran sendal.

Ke esokan harinya aku ketemu lembayung senja. 


Sebelum nyaring hasil maserasi, seperti biasa makan dulu di samping SMA 5.

Kelihatannya simple aja, padahal.

Aku suka proses menggemukan badan bersama.

   Besoknya Leni minta ditemani ke Tawangmangu, karena dia nggak tahan dingin, jadi otw nya dari jam 4 sore. Padahal udah janjian jam 3, tapi aku ngaret haha. Ini anak pengen banget lihat senja, kayak anak-anak indie gitu, tapi semesta berkata lain. Hujan turun deras banget ditengah perjalanan. Leni yang nggak tahan dingin harus ngerasakan kejamnya rasa menggigil.


Karena suasana tidak kondusif, akhirnya kami berteduh dulu di sini.

   Segala yang terjadi itu sudah digariskan, kita tinggal nikmati aja. Contohnya kayak gini. Indah kan?


   Rintik-rintiknya awet, kayak hubungan doi sama pacar barunya hahaha. Nggak deng. Di perjalanan embunya tebal, sehingga ketika terkena cahaya dari lampu motor, nampak asap gitu. Waktu itu aku nggak terlalu ngerasa dingin, mungkin udah kebal. Tapi Leni kasihan, ini anak sampai mau beli baju baru untuk menghangatkan badan.

   Ini nih yang tidak boleh kelupaan. Mampir dulu beli ini, dan lanjut ke atas. Sudah jadi tradisi, atas ajaran siapa coba? ya pokoknya adalah...

Teh panas berharga kan di sini?

Minum wedang jahe bandrex dong biar anget


   Harga indomie di sini lebih mahal, minumnya juga mahal. Tapi sekali-sekali ya tidak masalah.  Ada yang bilang anak kos makannya mie instan mulu, tapi dari yang aku jalani, dan setahuku. Aku dan teman-temanku jarang makan mie, kalau tidak kepengen banget ya nggak makan mie.

Indomie + Telur di musim hujan
Kenikmatannya nambah.

   Besok paginya kami ngeevaporator hasil maserasi, supaya jadi ekstrak. Untuk bisa pakai alat ini sulitnya luar biasa, hari itu masih beruntung, karena kompetisinya belum sengit seperti sekarang. Aku lihat storynya Fauzan, dia datang jam 5 subuh ke kampus, dan hari ini aku lihat storynya Nova yang pergi kekampus jam 5 subuh juga. Demi aja sepagi itu untuk evap. Aku pernah 2 hari datang ke kampus jam 6 pagi. Dan itu sudah rame oleh kawanan semester 8. Semakin tua semester, ternyata semakin pagi bangunnya.

   Semalam habis hujan-hujanan, paginya udah di kampus lagi. Tadi dia ayak di Lab bawah, tapi aku suruh temanin aku di Lab atas. Anak ini mau-mau aja.


   Di tengah sedang pratikum, Oca datang bawakan aku dan Leni coklat. Hari itu bertepatan dengan Valentine. Aku tidak merayakan, tapi kalau dikasih aku mau-mau aja, kalau bisa yang banyak hahaha.  So sweet nggak tuh si Oca? Oca ini masih jomblo, kalau yang mau daftar bisa lewat aku. Biar hidupku tenang, nggak di VC atau di telpon dia lagi. Kegabutannya meresahkanku.

   Hari itu aku ke Lab, katanya mesin evaporatornya ada yang kosong 2, sampai di Lab udah dipakai semua, karena gabut, aku ke kos Leni. Aku yang sedang dalam fase tidak nafsu makan, tiba-tiba pengen makan es cream, yaudah langsung cus ke Solo Grand Mall.



   Yeah Nonton Dilan 1991. Aku dah baca novelnya dari awal semester 3. Bisa dibilang, ini daftar film wajib untuk aku tonton.




"Poni yang bagus tu gimana?"

"Ca, balapin wenny aku mau foto"
Setelah berhasil membalap
"Ca, kamu nggak boleh didepanku, kamu dibelakang aja" Ucap Wenny dengan nada polosnya.

   Suasana Solo ketika tengah malam itu memang beda, aku yakin bakal rindu banget sama kota ini.


   Nasi kulit, JL. Slamat Riyadi. Rekomendasinya Wenny memang mantul. Aku lahap banget makannya. Tapi kata mereka, kapan sih aku nggak lahap soal makanan. 

   Menurutku ni, kalau makan makanan di mall dan cafe gitu, udah pasti ditiap kota ada cabangnya. Kamu kemana aja pasti ada yang jual. Tapi kalau makan di pinggir jalan gini, nggak setiap kota punya. Karena aku hanya punya waktu 5 tahun di kota ini, sebisa mungkin harus ngerasakan makanan khas daerah, yang suasananya beda, jauh dari kata keramaian.  Semisal aku sudah balik ke tanah kelahiran, pasti moment kayak gini yang buat rindu. Aku harus ke kota ini lagi, buat merasakan nostalgianya. Itu yang jadi perbedaan.

   Kami tidak masalah jika dibilang berselera rendah, atau pun demi menghemat uang. Kenyataannya makan disini berpuluh-puluh kali lebih enak dari makan di resto, dan makan dipinggir jalan tidak semurah yang kalian pikiran, bisa jadi mahal, tergantung makannya di mana.

   Selama kesibukan yang padet itu, aku sampai nggak tahu kapan KRSan? kapan auto debet? kapan masuk kuliah? tanggal 18 Februari kemarin adek tingkat udah masuk perkuliahan. Waktu yang singkat bukan?

   Sekarang sudah bulan Maret, kami siap penelitian, doakan ya semoga lancar semuanya. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Tempat Berlindung Di Hari Tua, Tempat Akhir Menutup Mata

Bicara Tentang Pengakuan

Rumah Sakit