Puisi Bunga Untuk Siapa? (Bagian 2)

03/03/2019
01:29

Besok pagi aku akan menyesal udah nulis ini.
Tapi tidak mungkin aku hapus.
Biar jadi kenangan.
Kan indah.


Aku tidak suka diajak jalan dengan orang yang tidak aku sukai

Karena tiap tempat yang dilalui dengan seseorang,
akan selalu meninggalkan jejak

Bahkan setelah orang itu pergi,
aromanya pun masih tercium



***


Memilah-milah kata, agar tidak terucap kata yang menyakiti
Tapi kamu seenaknya berucap



***


Seharusnya hari itu, aku tolak saja tawarannya
untuk melihat senja



***


Untuk rindu pun diembel-embelin kata maaf
Sedosa itu kah?



***


Aku tidak terburu-buru
Mari menikmati waktu masing-masing



***


Nikmati udara malam ini
Di waktu masing-masing



***


Kamu suruh aku percaya dengan kata "Percayalah"
Bisa dipercaya tidak?



***


Bersikap cuek ini sebab siapa?



***


Frekuensi suaranya rendah
Hanya dirinya sendiri yang bisa dengar
Coba sini mendekat
Aku juga ingin mendengarnya



***


"Kamu sedang apa?"
"Lihatin kamu" 
jawaban pikiran yang bertanya pada hati



***


"Kamu suka baca buku?"
"Nggak"
(Aku berbohong)



***


Tadi aku lihat kembaranmu
Dia masih saja menawan dengan warna jingganya



***


Dari pada kata 'Maaf' yang terlontar
Lebih baik perjelas saja
Jangan jadi pengecut



***


Oh iya, tadi aku lihat kembaranmu
Katanya kamu baik-baik aja disana
Dia juga bilang, katanya kamu bahagia dengan dia
Syukurlah



***


Kini kembarannya sudah tidak terlihat
Tapi aku masih punya dia yang tidak pernah tenggelam



***


Kalau suasananya saja bisa mengingatkan
Aku tidak butuh lagi orangnya



***


Keberadaannya tidak bisa dijangkau oleh radarku
Intuisiku sangat payah
Sebenarnya dia dimana?
Sudahlah, untuk apa aku pertanyakan hal retoris?


***



Masih ingat cerita tentang lampu kamarku yang berwarna ungu?
Aku pernah bilang bukan?
Kalau aku salah beli
Ternyata suatu kesalahan bisa buat aku suka



***


Aku tulis 'Buku milik Bunga'
Nama yang selalu menjadi topeng persembunyian banyak orang



***


Aku berdiri tepat didepan peta dunia
Aku tunjuk keberadaanku
Aku masih di Kota Solo
Kamu dibagian bumi mananya?



***


Aku tidak memiliki bakat bercerita dalam suara
Dalam tulisan, aku bebas bercerita tanpa perlu kamu sanggah



***


Mana bisa dibuat menunggu
Apalagi dalam waktu yang lama
Pasti sekarang kamu mikir
Yang menyuruh menunggu siapa? 
Tidak ada, ini hanya inisiatif yang percuma



***


Mata tidak mau kalah dengan perasaan
Dia mengeluarkan air mata yang tidak disangka-sangka oleh pemiliknya



***


Lidah ini sudah terlalu fasih berbahasa Banjar
Tapi kamu sabar memberikan kosakata baru



***


Aku tidak mau jadi sampah yang dibuang dari kaca jendela mobil
Apalagi putung rokok yang dibuang oleh pengendara motor
Katanya itu dua hal yang buat kamu marah



***


Tidak mungkin bertemu atau pun berpapasan
Faktanya masih saja bertemu
Bertemu lagi
Bertemu lagi
Bertemu lagi
Menghilang
Menghilang
Hilang



***


Dimana lagi tempat penuh ketenangan?
Puri Saraswati
Sudah terlanjur melihat kita bersama
Jadi jangan coba-coba kesini dengan yang lain
Dewi Saraswati bisa kecewa



***


Setelah memiliki ritme yang sama
Aku mengadukan mimpi burukku
Memang tiada hari tanpa mimpi buruk
Aku membuka hape
Namamu paling terang diantara mereka yang sudah terlelap
Aku sudah tahu semua, katamu
Rasa takut hilang mendadak
Seirama dengan detak jantung yang memompa berkali-kali



***


Bisa gila aku lama-lama
Puisi di dalam otak ini pengen terbang menemui kamu
Tapi aku tahan dengan selimut yang menutupi kepala
Barangkali bisa mencegah untuk saat ini



***


Jangan lagi kamu panjangkan rambut
Jangan gondrong seperti kemarin
Aku sangat setuju dengan keinginan ibumu,
yang diam-diam ingin memotongnya ketika kamu tidur



***


Sekarang dingin bukan lagi halangan besar
Aku sudah resistensi
Membiasakan diri buat terpapar
Hingga menggigil



***


Tangan yang memiliki satu ruas lebih besar dari tanganku
Kok bisa ada makhluk yang gengamannya semenarik ini



***


Mana ada lelaki yang mengajak wanita jalan,
tanpa menaruh sedikit bumbu



***


Lomba menatap sama kamu?
Nyerah, aku sudah pasti kalah telak



***


"Efisien itu seperti apa?"
"Mencintai kamu sekali seumur hidup"
My imagination


***


Tinggal bilang kan bisa?
Tidak usah pakai nggak enakan
Kamu udah bikin salah arti



***


Justru aku tidak memahami pola pikirmu
Bisa tidak pinjamkan ragamu sebentar?



***


Bukan salahmu yang tidak mengingatnya
Ini salahku karena menjadi pengingat



***


Kita hanya berpegangan tangan saja,
tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Sambil memandang wajahmu, 
aku mengirimkan banyak-banyak telepati.
Ku harap nantinya,
jika kita berpisah karena jarak,
atau kabar buruknya bila berpisah sebab tidak sepaham.
Kamu bisa sesekali berbicara denganku melalui telepati.
Seperti ini.



***


Teori gerak brown akan berlaku jika kita sudah memasuki kawasan dekat pegunungan



***


Aku turut prihatin atas sikap pengecutmu
Aku maklumi karena usia aku dan kamu 21 tahun
Tentu ada rasa malas untuk bertemu satu sama lain bila terjadi konflik seperti ini
Padahal ada hal penting yang ingin aku sampaikan dari pada harus dipaksa berkata melalui jempol
Tapi sikap kukuhmu memang hebat
Untuk terketuk sedikit pun menemuiku tidak pernah  terlaksanakan
Kurangi sikap pengecutmu
Sikap sempurna yang selalu tampak di mataku
Kini memiliki kekurangan



***


Jika aku tidak dapat memimpikan mu
Aku akan minta Tuhan agar kamu memimpikan ku
Supaya kamu tahu
Aku sedang rindukanmu

Bila kamu bertemu aku dalam mimpi
Jangan dilupakan
Karena disini, dalam keadaan semu pun
Aku tidak berusaha menjadi pelupa



***


Aku memposisikan diri sebagai turis
Visa hanya berlaku sebentar
Setelah visaku habis
Aku sadar diri untuk pergi



***


Ingin tahu tentang aku?
Kamu tinggal baca blogku

Ingin tahu tentang kamu?
Aku harus menanyakannya langsung
Curang!!!



***


Begini rasanya masuk ke dalam zona perang?
Setelah di bombandir oleh musuh
Kini sang prajurit telah tewas,
bersamaan dengan datangnya ucapan belasungkawa
Prajurit itu, tidak perlu dikasihani.



***


Kenapa melupakan kamu butuh waktu?
Padahal kamu kenal aku baru sebentar?
Jawabannya
Karena aku sudah mengenalmu sebelum kamu kenal aku
Karena aku sudah jatuh hati padamu sebelum kamu jatuh hati padaku
Karena aku tidak berharap lebih sebelum kehadiramu datang



***


Saat itu aku di Lab 
Kamu datang, namun belum kenal aku

Saat itu aku di Lab
Kamu duduk di tangga, namun belum kenal aku

Saat itu aku di gedung A
Kamu sedang memfoto seseorang yang memasang spanduk di kampus,
namun belum kenal aku

Saat itu kamu melewati gedung B
Aku di atas gedung B, namun belum kenal aku

Saat itu kamu melewati  Lab Bahasa
Namun belum kenal aku

Saat itu kamu sedang berada disamping gedung G
Namun belum kenal aku

Saat itu kamu melewati taman
Namun belum kenal aku

Saat itu kamu diangkringan Pak Nok
Namun belum kenal aku

Andai aja aku bisa mengatur ingatanmu seperti ingatanku
Sebenarnya kamu juga pernah memandangku
Sengaja atau tidak?
Aku yakin, walau sedikit terkenang,
jika diniatkan untuk mengingat,
maka kamu akan ingat itu.

Saat ingatan itu kembali
Aku tidak kenal kamu



***


Teman-temanku terlalu excited
Karena ini moment langka yang diukir oleh Bunga

Aku tidak pernah bercerita pada mereka tentang aku dan kamu
Mereka hanya menyimpulkan sendiri
Mengambil benang merah
Mengutarakan dalam komentar

Aku membalasnya atas dasar sifat cemburu
Mencemburui wanita yang memiliki caption lebih romantis

Aku pernah bertanya apa boleh memiliki sifat itu?
Tidak pernah ada niat untuk menggiring persepsi seseorang
Iya, seseorang yang kamu jaga hatinya



***


Stalk kamu?
Tidak pernah
Tidak ada niat
Tidak peduli
Berlaku untuk semua orang terdekatmu 



***


Aku selalu mendapatkan gambaran tentang masa depan
Yang aku lihat, suatu saat kita akan bertemu
Dalam sebuah frame yang tidak diduga
































Nyesal nulis ini seriusan. Tapi kalau hanya menyimpannya di note hape, bisa-bisa terhapus. 
Nulis disini lebih aman. Biar kelak anak cucuku bisa baca. Sekarang udah jam 02:40, mau dipublikasi tapi wi-fi tetiba error. Besok saja saya upload.













Comments

  1. Gara-gara tulisan ini, aku nyari apa itu teori gerak brown

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gimana udah ngerti teori gerak brown?
      Jawabannya di sini
      Puisi Bunga untuk siapa (part 1)

      https://bungaliaa.blogspot.com/2018/11/puisi-bunga-untuk-siapa.html?m=1

      Delete
  2. Dia si Terantai Kata. Manusia yang memiliki jaket terhangat di bumi

    ReplyDelete
  3. Aku masih ingat, tanggal 16 Maret 2020 hari di mana untuk terakhir kalinya melihat senja di Solo, barang-barang di kos ku pun sudah tidak ada. Malam itu aku tidur hanya menggunakan kasur yang tidak beralas, bahkan tidak menggunakan bantal, kamar kos ku yang semula terang, kini begitu gelap, dan dari tempat tidur, aku hanya bisa memandangi koper serta beberapa barang yang akan dibawa untuk penerbangan besok. Dengan omongan yang ngelantur aku berucap "Solo, aku pengen bisa bicara dengan penunggu Solo, tolong dengar aku. Mulai besok, aku akan sangat jarang ke Tawangmangu, aku janji kalau suatu saat pasti bakal balik lagi, sekedar melepas rindu seperti biasanya, terimakasih selama ini sudah mau mendengar curhatanku. Aku masih ingat ketika dia mengajakku keliling solo pada waktu itu, lalu tanpa pikir panjang aku memutuskan bahwa dia adalah Soloku. Malam ini, aku memutuskan untuk meninggalkan dia di sini bersama kenangan lainnya"

    Begitulah moment ketika aku berpamitan pada Solo, dan pada Soloku. Aku yakin, penunggu Solo mendengar ucapanku

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentar dong, aku mau tahu ni perasaanmu setelah baca tulisan ini

Popular posts from this blog

Tempat Berlindung Di Hari Tua, Tempat Akhir Menutup Mata

Bicara Tentang Pengakuan

Rumah Sakit