Posts

Showing posts from 2019

Menyambutmu Pergi

Image
        Nggak terasa ya? Ini tuh ibaratnya kayak menghabiskan waktu dengan orang yang disukai, rasanya jadi singkat banget. Padahal cuman duduk-duduk doang.    Manusia bumi yang hadir berperan serta menuju kedewasaanku. Ada yang memberikan rasa teramat spesial, namun ada juga yang memberikan rasa sakit teramat. Semua berjalan dengan perputaran waktu yang stabil, semakin berputar ke arah kanan, semakin cepat hari baru menjemput.    Banyak hal yang belum pernah aku rasakan, dan baru terjadi di tahun 2019 ini. Yang tidak disangka-sangka malah mendekat. Yang disangka-sangka malah menjauh. Yang berusaha untuk dihindari malah semakin nampak jelas. Yang nampaknya sulit digapai malah tercapai.    Dunia kecilku seakan terobrak-abrik dengan perasaan sendiri. Terlalu meninggikan pemikiran, merendahkan kata hati. Bahkan perasaan yang bersahabat dengan hati pun bisa saja bermusuhan    Kalian tahu nggak?  Sebenarnya ada yang ingin aku ubah sebelum tahun ini be

Fake Optics or Real Optics?

Image
Genre : Puisi Terjadi Manusia ramai Semua dikumpulkan sebab sifat yang sama Jumlahnya konsisten Bisa jadi berkurang Satu bercerita, satu mendengarkan Sisanya sibuk pada dunia yang jauh Sinar pada sebuah benda kotak Tapi lupa akan sinar wajah Aneh, ini sepi padahal ramai Ada batas, ada tembok "Aku ada cerita baru nih" "Ah, kamu bertele-tele kalau cerita" ucapnya Semua masih berkumpul Tubuhnya masih duduk bersila Jarinya berselancar di dunia yang jauh Berkumpul tapi tidak bicara Mengeluh keluar dari mulutnya Ingin cepat pulang katanya *** Inginku Tumpuk dulu Sini kumpulkan "Aku ada cerita ini, mau dengar nggak?" Sinar wajah saling terlihat satu sama lain Simpul diujung bibirnya semakin meninggi Matanya pun menyipit Segelas es milo jangan buru-buru dihabiskan Ada bakso yang nanti diantarkan di meja ini Masa depan, masa lalu Ceritakan saja, akan aku dengarkan Ber

Lucid Dream (Part VI)

Image
Genre : Horor Sendirian?   Enggak kok, ada juga manusia yang mengalami hal ini     Perkenalkan namanya Annora Rizky, mereka memanggil Oya, tapi aku dah kebiasaan panggil Kak Annora. Dia kakak tingkatku di bangku kuliah. Lebih tua setahun dari aku. Aku masih ingat tepatnya 2018 pertama kali aku ketemu dalam seminar hasil skripsi dia.           Waktu itu aku asal ikut seminar kating aja. Pertama kali lihat ada sesuatu yang berpendar di sekitar tubuhnya, warnanya biru cenderung ungu. Bisa kita sebut aura. Ini yang bikin aku tertarik. Aku merasa kita memiliki kesamaan.     Pengen temenan tapi gimana caranya? Pulang dari sidang itu, aku langsung mencari instagramnya, begitu dapat, langsung aku follow, kali aja di masa depan kita bisa berteman.     Di kosku sendiri banyak kating yang seangkatan dengan kak Annora ini. Salah satunya teman baik kak A nnora yaitu kak Hadrah. Karena kosku yang individual jadi aku nggak begitu dekat dengan kak Hadrah ini. Yang aku tahu kakakn

Mewakilkan

Image
Genre : Puisi Percaya nggak, setiap manusia saling terhubung? Pada ruang dan waktu yang berbeda, kita sedang memikirkan hal yang sama Ada hal yang nggak bisa dilihat bila terlalu dekat Radar kita memang masih lemah Tanpa menggunakan kata, biarkan intuisi yang bekerja, entah tersampaikan atau tidak? Hal ini sangat menyenangkan untuk dilakukan Mengusahakan yang seandainya Tolong banyak-banyak kasih peran, agar tidak terasa hampa Memiliki harapan Enggak apa-apa, asalkan memiliki harapan yang sama Keadaan bisa saja menjadikan rumit Tanamkan, kalau sudah takdirnya nggak usah dipikirkan Merayu Tuhan, telah jadi kebiasaan Tidak akan menjauh, hanya karena punya kekurangan Membangunkan manusia yang telah duduk terpuruk Rasa manusia diperkuat, hingga menjadi manusia seutuhnya Ini tahap maju perlahan tapi pasti Sini, lepaskan semua perasaan tak baik dengan saling memeluk Terlalu terik, tapi menyenangkan untuk dilirik Setelah musim kema

Rumah Sakit

Image
Genre : Comedy and Daily     Jiwa yang sok kuat ini ada saatnya berteriak ingin rebahan saja. Ibarat Bumi yang beredar pada orbitnya kemudian dihempaskan keluar dari peredaran. Nggak pengen memanjakan tubuh, tapi perasaan bilang "Udah gpp, nggak akan baik kalau dipaksa terus menerus. Nggak apa-apa, sekali-kali kamu butuh istirahat". "Capek" "Capek, rasanya" "Capek ya"     Hanya kata itu yang paling banyak keluar dari mulut aku, setelah insiden patah hati terhebat. Waktu itu aku masih semester 6, dan ini ujian terakhir di semester itu. Kenapa sih, kalau mau nyakitin tuh sesudah aku ujian kek, ini H-7 UAS eh . Mengesampingkan perasaan pribadi demi fokus ujian itu sulit. Apalagi pas lihat si doi dan pacar barunya upload foto ala-ala gitu dengan latar pantai dan senja.     Anehnya aku nggak nangis sama sekali, jelas-jelas tanpa rabun aku bisa lihat kalau ini menyakitkan, bahkan aku menantikan kapan air mata ini jatuh. Hal ini be