Menyambutmu Pergi

   

    Nggak terasa ya? Ini tuh ibaratnya kayak menghabiskan waktu dengan orang yang disukai, rasanya jadi singkat banget. Padahal cuman duduk-duduk doang.

   Manusia bumi yang hadir berperan serta menuju kedewasaanku. Ada yang memberikan rasa teramat spesial, namun ada juga yang memberikan rasa sakit teramat. Semua berjalan dengan perputaran waktu yang stabil, semakin berputar ke arah kanan, semakin cepat hari baru menjemput.

   Banyak hal yang belum pernah aku rasakan, dan baru terjadi di tahun 2019 ini. Yang tidak disangka-sangka malah mendekat. Yang disangka-sangka malah menjauh. Yang berusaha untuk dihindari malah semakin nampak jelas. Yang nampaknya sulit digapai malah tercapai.

   Dunia kecilku seakan terobrak-abrik dengan perasaan sendiri. Terlalu meninggikan pemikiran, merendahkan kata hati. Bahkan perasaan yang bersahabat dengan hati pun bisa saja bermusuhan

   Kalian tahu nggak? Sebenarnya ada yang ingin aku ubah sebelum tahun ini berakhir, tapi takdir sekan berkata "jangan sekarang". Akhirnya aku menyesali perbuatanku sendiri. Tapi lagi-lagi dikuatkan oleh 2020 yang merangkul aku, sambil berkata "sini, lihat ada hal baik, lebih dari tahun lalu".

    Teruntuk yang belum bisa meninggalkan 2019, terkadang pikiran kita yang selalu memanipulasi. Hati itu tidak pernah berbohong, percayalah semua sudah diatur. Kehidupan yang baru dengan nyawa yang sama.

    Ada yang pergi, ada yang datang, ada pula yang berubah. Desember sebentar lagi akan pamit. Untuk siapa pun yang masih bertahan. Masih setia dan bersedia menetap hingga sekarang. Makasih ya.

     Ingat, selalu jadi diri sendiri, dengan versi yang lebih baik dari dirimu saat ini. Jangan biarkan impianmu direnggut oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Mimpimu hak kamu.

    "Bismillah" adalah pengantar yang paling aku sukai. Wellcome 2020. Aku ingin orang yang menetap hingga penghujung akhir 2019, masih bersedia menetap di tahun 2020 dan tahun berikutnya.



Comments

  1. Seperti judulnya, kepergian juga perlu disambut.
    Biar apa? Biar dia tahu, kalau nggak semua kepergian meninggalkan kesedihan.
    Dia siapa? Manusia yang lancang masuk lewat pintu, tapi pergi lewat jendela.

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentar dong, aku mau tahu ni perasaanmu setelah baca tulisan ini

Popular posts from this blog

Tempat Berlindung Di Hari Tua, Tempat Akhir Menutup Mata

Bicara Tentang Pengakuan

Rumah Sakit