Lucid Dream (Part VI)

Genre : Horor

Sendirian? Enggak kok, ada juga manusia yang mengalami hal ini


    Perkenalkan namanya Annora Rizky, mereka memanggil Oya, tapi aku dah kebiasaan panggil Kak Annora. Dia kakak tingkatku di bangku kuliah. Lebih tua setahun dari aku. Aku masih ingat tepatnya 2018 pertama kali aku ketemu dalam seminar hasil skripsi dia. 
    
    Waktu itu aku asal ikut seminar kating aja. Pertama kali lihat ada sesuatu yang berpendar di sekitar tubuhnya, warnanya biru cenderung ungu. Bisa kita sebut aura. Ini yang bikin aku tertarik. Aku merasa kita memiliki kesamaan. 

   Pengen temenan tapi gimana caranya? Pulang dari sidang itu, aku langsung mencari instagramnya, begitu dapat, langsung aku follow, kali aja di masa depan kita bisa berteman. 

   Di kosku sendiri banyak kating yang seangkatan dengan kak Annora ini. Salah satunya teman baik kak Annora yaitu kak Hadrah. Karena kosku yang individual jadi aku nggak begitu dekat dengan kak Hadrah ini. Yang aku tahu kakaknya baik banget, dulu pas ada kecoa di kamarku dia yang bantuin matikan. Berjasa banget buat aku. Eh jadi gagal fokus, aku lanjutin ya.

   Suatu hari aku mau keluar kos, dan berpapasan dengan kak Hadrah, dia bilang "Bunga, aku baca blog mu yang lucid dream". Karena nanyanya mendadak aku jadi grogi wkwk. Akhirnya kami bercerita dikit tentang yang aku tulis di blog. 

   

   Selang beberapa bulan aku di DM sama kak Annora, isi DM nya gini :

   Tuh kan bener, dugaanku nggak salah. Dari awal aku dah merasa koneksi yang beda. Jadi aku bilang gini :
   Dari situ kami saling bertukar cerita, seberapa parah gangguan yang masing-masing dari kita alami. Rasanya seneng banget kenal orang yang memiliki kemampuan yang sama dengan aku. Taraf lucid dreamnya juga parah. Setelah di telaah faktor keluarga itu berperan penting, makanya kita bisa punya kemampuan gini, akibat keturunan. 

   "Di stop bisa nggak sih?" tanyanya. Jawabku hanya "Aku nggak tahu cara stopinnya gimana kak, soalnya aku saking seringnya, jadi mewajari mimpi aneh ini".
Cerita di malam satu suro
Di tanggal 31 Agustus, aku mendapatkan pesan. Dari kak annora ternyata. Aku buka pesannya, isinya:

Kak Annora
Bunga, kamu pernah nggak mimpi ke suatu yang nggak baik di suatu tempat gitu. Tapi karena awalnya kamu nggak tahu tempat itu. Sempat mikir kayak cuman sekedar mimpi, tapi ternyata itu tu ada dan emang tempat yang agak ngeri gitu.

   Perbincangan pun di lanjutkan dengan dia mengirim suatu gambar:

   Dengan description : Ingat nggak aku dulu pernah cerita, aku mimpi ke taman, namanya taman prewangan? Sampe tadi malam tu masih termimpi, ini sampai merinding banget. Aku nemu foto yang mirip banget sama mimpiku waktu itu.

   Dia mengirim foto :
   Sambil menuliskan description : persis banget, ternyata itu jember masa.

Bunga
Terus mimpinya kk ngapain aja di sana?
Kk sebenarnya pernah diajak gitu nggak sih di dalam mimpi? Kayak kenal di mimpi, tapi nggak tahu siapa?

Kak Annora :
Tadi malam sih mimpinya berhubungan gitu, tapi aku ditemani sama cewek keliling desa sekitar taman situ, tapi aku nggak tahu itu siapa, mukanya nggak jelas.

   Aku pun memberikan masukan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. 

Bunga : 
Biasanya sih kak, tiap mimpi kita tuh ada kasus yang harus di selesaikan. Jadi kita diajak ke sana sampai tujuan dari mimpi selesai.
Jadi kalau belum selesai, bakal balik ke sana terus kak
Atau mungkin dia mau aja kenalan aja

   Aku cuman bisa menjelaskan kemungkinan aja, soalnya mau mengira-ngira yang lebih dari itu nggak berani, takut di datangi 'mereka'.
   Dan mimpi itu bukan sekali mengganggu, tapi dia datang lagi. 


Apa hubungannya dengan lucid dream part 4 ku?
   Sini, kita flash back sebentar

Kutipan dari lucid dream part IV :

Hantu dibulan puasa ada nggak sih?

   Jawabannya Ada. Kenapa bisa ada kan katanya setan dikurung? 

   Biar aku jelaskan, nyatanya hanya setan dan iblis yang dikurung, namun golongan jin masih saja berkeliaran, masih bisa menampakan wujudnya juga. Tapi jarang, karena pada bulan ramadhan di masjid-masjid sering melakukan tadarusan, dan kegiatan keagamaan, sehingga frekuensi mereka untuk muncul itu lebih sedikit. 

   Bulan puasa kemarin aku mimpi melihat sebuah bukit kayak gunung batu putih di daerahku, Samarinda, jadi gunungnya itu sudah dikeruk, kalian tau kan bagian pinggir jurang? nah mirip-mirip itu. Aku bermimpi kesana, disana ada temanku namanya Regita yang menuntun untuk masuk kedalam, aku memasuki gua yang tidak begitu besar, ku lanjutkan langkahku hingga aku melihat air terjun yang sangat tinggi, setelah keluar dari gua, aku ingin bergegas mendekat air terjun itu. "Lepas sendal dulu Bung" ucap Regita
   
    Seperti memasuki tempat suci, aku pun mengikuti perintahnya, disini ramai dengan orang, tidak ada yang aku kenal, semua tampak asing, dan tanpa aku sadari, Regita yang menuntunku tadi tiba-tiba menghilang. 

    Aku ingin sekali naik keatas, lebih dekat dengan air terjun, tapi ku urungkan niatku, aku memilih untuk menjauh dan pergi. Bersamaan dengan langkahku menjauh, ragaku pun perlahan bangun dari tidurnya.

    Setelah mimpi itu berlalu, aku mimpi mendatangi tempat itu lagi, namun tidak melewati gua. Bahkan sekarang bisa ditempuh menggunakan motor. Pada hari itu aku bersama dengan temanku Leni.

"Len, kayaknya aku pernah kesini deh, tapi dulu ada air terjunnya" Ucapku kepada Leni sambil mengingat-ingat kapan aku pernah kesini.
"Bung, parkir motor aja dulu, nanti nggak dapat tempat" Leni seolah tidak menggubris pertanyaanku.
   Setelah memarkirkan motor aku berjalan menuju bangunan yang memiliki tingkat 3, berada tepat disebelah gunung yang lebih mirip pinggir jurang. 

     Aku berjalan menuju lantai 3, menaiki tangga satu persatu. Sesampainya diatas, semua orang sudah duduk dilantai beralaskan tikar dan dihidangkan pencuci mulut hingga makanan berat. Ternyata aku diundang acara buka puasa bersama, kulihat sekelilingku ada teman SMP, SMK, dan Kuliah. Setelah mencicipi hidangan, aku langsung saja pulang tanpa berbasa-basi kepada teman lama. 

    Masih dalam mimpi yang sama, namun di dalam mimpi sudah mengalami pergantian hari. Aku datang ke bangunan itu lagi, tapi bedanya aku tidak parkir di depan gedung, melainkan agak jauh dari tempat itu. Aku menaiki tangga seperti kemarin, anehnya semakin aku naik menuju lantai 3, semakin aku berada di lantai dasar. Aku menyadari keanehan ini. Bagaimana bisa aku berjalan hingga lantai bawah tanah?

"Len, kemarin nggak disini kan? kok kita malah makin kebawah ya?"
"Nggak tau nih Bung, maka udah mau buka puasa lagi"

    Akhirnya kami menemukan satu ruangan yang berada dibawah tanah, dengan kondisi yang tidak sebagus kemarin. Alasnya masih menggunakan tikar namun usang, dan orang yang berada disini jumlahnya lebih sedikit dengan posisi duduk berjauhan. Makanannya masih sama, ada pencuci mulut dan makanan beratnya. 

     Aku tidak berfikir macam-macam, sekedar membatalkan puasa, kemudian aku pulang. 
"Len pulang yok"

    Akhirnya aku pulang, namun ada yang berbeda dari bangunan ini, wujudnya yang serupa megah dan bagus, kini reot seperti mau rubuh. Ku percepat langkahku hingga berada diluar gedung, namun Leni tiba-tiba menghilang. Secara aneh aku mendapatkan gambaran di penglihatanku.

     Aku melihat diriku sendiri  duduk di tengah sawah, pakai baju kebaya merah, rok berwarna coklat, dan memakai jilbab. Dengan posisi telapak tangan kanan dan kiri yang menyatu didepan dada. Hanya duduk saja, tidak melakukan apapun.

    Segera ku sadarkan diriku sendiri, dan bergegas mengambil motor yang diparkir agak jauh. Di tengah perjalanan ada seorang lelaki yang tidak terlihat wajahnya, hanya dari leher kebawah yang dapat ku lihat. Dia menawarkan untuk membuat kerajinan tangan. Dengan iming-iming hasil karya yang aku buat, boleh dibawa pulang. 

     Saat itu aku berada di pinggir sungai, aku memilih membuat keris . "Putri sini putri" terdengar suara bapak yang menawariku tadi, memanggil seseorang juga. Bapak itu melanjutkan ucapannya "Putri mau buat kerajinan tangan juga? nanti boleh dibawa pulang" 

    Posisi tubuhku menghadap belakang dari wanita bernama Putri yang sedari tadi tidak ku lihat wajahnya, dan tidak  juga mengeluarkan suara. Aku hanya berfokus pada keris yang aku buat. Akhirnya aku selesai membuatnya, ku tunjukan kepada bapak yang tadi, seraya membalikan badan. "Pak ini punyaku" aku menyerahkan hasil buatanku ke bapaknya, tidak lama si Putri yang wajahnya belum aku lihat ini menyodorkan tangannya dan melihatkan hasil karya nya juga, termyata dia buat sandal jepit.

    Aku refleks tertawa kecil seakan meremehkan dia. Tanpa aku sadari telah melukai hati Putri, aku bergegas membangunkan diri, padahal sebenarnya aku masih penasaran bagaimana wajah dia. Ketika tubuhku masih setengah di alam mimpi dan dunia nyata. Ada sesosok yang tidur disampingku. Hari itu aku tidur menghadap dinding, dan kaki dia mendorong punggungku hingga aku sangat menempel pada dinding dan sulit bernafas. Telingaku panas seperti mau terbakar, seketika semua badan menjadi panas juga. 

    Dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Aku membaca Ayat kursi 4 kali namun tidak mempan, aku yakin dia bukan jin biasa. Mungkin dia siluman, peri atau sosok lelembutan lainnya. Setelah lumayan lama akhirnya dia pergi dan aku mengatur nafas baik-baik, seraya mencari hape untuk menghubungi orang terdekat. 
Apa tempat yang kita kunjungi sama





    Akhirnya kami sepakat untuk sama-sama menggambarkannya  
Denah versi aku
   Jadi aku mau jelasin dikit. Di paling depan itu ada goa yang mirip kayak gambar diatas. Lalu aku masuk, dalam goa nya luas dan bagus cuman gelap. Semakin jalan, ada ujung cahaya dari kejauhan, kemudian keluar goa, aku langsung bisa lihat air terjun, tapi untuk ke sana melewati kerumunan orang, awalnya aku nggak begitu fokus dengan taman ini, aku pikir hanya kerumunan orang yang sedang berlibur, jadi di dalam mimpi, langsung saja aku melangkahkan kaki menuju ke air terjun. Tapi anehnya sebegitu banyak pengunjung, nggak ada seorang pun yang bermain air di bawah air terjun, semua hanya berkumpul di tamannya saja.
Gambar versi kak Annora

Kak Annora mengirimkan gambar lagi, dengan description
Kak Annora :
Arah sana itu goa kamu kan?

Bunga : 
Iya kak, aku lewatin taman ini, tapi nggak ngeh, dan nggak ada orang yang aku kenal

   Yang membedakan mimpiku dan mimpinya adalah aku masuk melalui pintu utama yaitu goa, sedangkan kak Annora hanya melihat dibagian taman dan air terjunnya saja.
   Di malam satu suro, aku mencoba untuk tetap tenang, karena aura kita yang takut akan membuat mereka lebih mendekat. Bahkan suara bayi yang entah dari mana terdengar jelas, menangis kencang di tengah malam. Ingin rasanya menceritakan ke orang, tapi takut memperparah keadaan, sebaiknya aku nikmati aja suara bayi ini, lagian tidak mengganggu fisikku. 

   Aku masih belum bisa tidur hingga jam 2 malam. Masih berfikir siapa Putri ini sebenarnya, aku pun menemukan fakta yang luar biasa

   Aku mengirimkan gambar ini ke kak Annora. Dan kami pun sama-sama berharap nggak di datangi makhluk ini lagi. Namun, ini belum berakhir dalam artian yang sebenarnya



   Semoga kita kali ini terbebas 100% dengan sosok yang bernama Putri. Sebenarnya masih ada 1 orang lagi yang mengalami ini, cuman aku nggak bisa publish karena belum kenal orangnya wkwk. Masih berhubungan dengan mimpi dan tempat yang sama.
   
   Aku kurang mengerti si Putri ini tujuannya apa. Mungkin habis ini giliran kamu yang diundang ke tempat tinggalnya? Kan nggak ada yang tahu.

  Ternyata bisa ya, dua orang lucid dream, datang ke tempat yang sama, seakan semesta mau membeberkan hal yang di luar nalar, dengan berdiskusi tepat pada malam satu suro.

   Kalau balik mundur kebelakang, untung saja aku mengikuti seminar kak Annora pada saat itu. Semisal enggak, mungkin cerita ini hanya diri kami masing-masing yang mengetahui. Dan tidak saling mengenal satu sama lain hingga hari ini.
Aku dan Adekku
   Setelah aku wisuda, adekku masih menginap di kosku, sedangkan keluargaku pergi ke tempat mbah di daerah blora, jawa tengah.

“Dek, semalam aku kebangun terus kam, terus pas bangun ngelihat ke arah koper, ada orang badanya gelap kadang duduk diatasnya, kadang berdiri disamping koper” Ucapku
“Sama, Adek juga lihat, dia besar lok badannya, adek loh kebangun jam 1 malam, nanti kebangun lagi jam 3, tapi refleks langsung lihat ke situ”
“Berarti yang aku lihat betulan eh, nanti malam kita pindah aja kopernya”

Adekku ini penakut, tapi bisa merasakan juga kayak aku. Kalian masih ingat nggak, aku pernah bilang kalau pernah di duduki pas lagi tidur sama hantu. 

Kutipan lucid dream part V :
   Insomnia

    Selama aku jadi pengangguran ini, aku mengalami insomnia berat. Dulu ketika masih aktifnya kuliah, aku sering terbangun tengah malam sekitar jam 2. Biasanya aku langsung ambil hape, dengarin murotal Qur'an sampai pagi. Atau bisa juga aku nggak tidur hingga subuh.

    Dalam kondisi kayak gitu, energi terkuras habis. Alasannya, pertama karena berhubungan dengan dunia gaib, kedua karena jam tidur yang berantakan. Aku sering TA (titip absen) gara-gara malamnya dibantai lewat mimpi sama mereka. Efenya, pagi aku nggak punya energi ke kampus. Dan untungnya juga dosen yang ngajar matkul itu nggak pernah cek absensi, jadi aman untuk TA.

    Yang datang ke kos wujudnya beragam. Waktu itu aku mimpi melihat sosok perempuan yang sedang memperhatikan ibu-ibu berwajah oriental sedang menaruh anaknya di kereta bayi. Sosok ini menggunakan gaun putih, berambut panjang, dengan wajah bahagia, serta senyum di wajahnya sangat lebar.

    Posisiku di sana hanya sebagai penonton. Perlahan sosok ini mulai mendekati kereta bayi itu, sedangkan ibu dari bayi tersebut lengah, dan asik sendiri. Aku coba berteriak dari kejauhan "Bu, anaknya bu, mau diambil orang".

   Sosok ini dengan sangat lembut, mengambil bayi yang ada di kereta bayi, kemudian mengendongnya. Aku semakin gelisah, yang ada dipikiranku saat itu bayi ini mau diculik. Aku semakin khawatir dan terus berteriak "Bu, anaknya mau diculik". Lagi-lagi ucapanku tidak digubris, seakan ibu ini tidak mendengar suaraku. Akupun tidak bisa berjalan menuju arahnya.

   Sosok yang mengendong bayi tersebut seketika melihat ke arahku, sambil memperlihatkan senyumannya. Tubuhku bergetar, senyuman yang ditunjukan sangat amat menyeramkan. Aku memaksakan diri untuk terbangun dari tidur.

    Mata ini langsung refleks terbuka lebar. Dari samping tempat tidur ada sosok yang tadi namun berwajah sangat cantik. Mata kami saling bertemu, aku terpesona akan kecantikannya. Tangannya mulai terangkat, dan jari telunjuknya menekan lenganku kuat, hingga terasa sakit. Dia berkata "Bayiku mana?" Ingin rasanya aku jawab "Aku nggak tau" tapi aku nggak bisa, dan masih terpesona sama wajahnya yang cantik, seperti hipnotis.

    Lagi-lagi jari telunjuknya menekan lenganku, "Dimana bayiku" ucapnya, dengan mata kami yang masih saling memandang, perlahan sosoknya hilang, hingga badanku bisa digerakan lagi. Saat itu aku nggak takut sama sekali, malah aku jadi sedih, mungkin dulu dia mempunyai masa lalu kelam yang berhubungan dengan bayinya.

    Aku juga manusia biasa, yang punya juga rasa takut. Tapi beberapa hal rasa takut ini seakan kalah. Aku pernah terbangun dari tidur, kondisi mata belum terbuka. Aku merasa di atas perut ada yang menduduki, aku raba dengan satu tangan.

    Seperti badan manusia, padat dan berkulit. Bukannya kaget, malah rasanya seperti ke alam bawah sadar, aku mengantuk sangat berat dan kembali di dunia mimpi. Pagi harinya baru aku ketakutan.
Ternyata adekku lihat juga
“Mbak, semalam adek lihat cewek cantik duduk di atas badanmu, besila gitu duduknya”
“Iya, sering emang, kalau nggak duduk diatas perutku, ya biasanya tidur di sebelahku. Kamu sih ambil tempat dia biasa tidur”

Menurut versi adekku

   Malam itu Adek kan main hape lok sambil tiduran, ngebelakangin kamu. Terus kayak ada yang aneh gitu, jadi adek noleh. Di atas badanmu ada orang yang dudukin, terus adek balikan badan, lanjut main hape. Terus adek sadar. Adek lihatin lagi dia, jadi kami lihat-lihatan, dia rambutnya panjang, gaunnya putih, terus matanya ngarah ke adek. Mukanya cantik banget, tapi anehnya adek tuh nggak takut sama sekali, malah terpesona sama kecantikan dia. Nggak lama adek ketiduran.

“Oh itu pasti hantu yang waktu itu dek, dia emang pernah datangin aku terus nanya anaknya di mana? Ternyata dia yang selama ini dudukin aku pas tidur”
“Kadang juga tiba-tiba ada disebelahku, aku sadar tapi kayak ngantuk banget, jadi aku lanjutkan tidur, lagian nggak ganggu sama sekali” lanjutku 

   Hal itu pun berlalu begitu saja. Aku sempat mikir, kalau aku sedang sendirian di kamar, apa aja sih yang mereka perbuat kepadaku. Kadang mau videoin diri sendiri waktu lagi tidur, tapi aku urungkan, takut aku. Takut pas tidur mukaku jelek banget hahaha, nanti ilfeel sendiri.

Mungkin dia makhluk yang sama?

   Malam itu aku kebangun seperti biasa, tanganku sedang dalam posisi menaik, dan aku lihat adekku sedang memandangiku dengan ekspresi terheran-heran. Aku yang merasa sudah biasa mengalami nya, segera tertidur lagi.

Pagi harinya aku tanya ke adekku
“Dek, semalam kamu lihat apa?” tanyaku
“Tanganmu nah, masa pelan-pelan naik keatas, tapi kayak orang nari. Adek lihat matamu masih ketutup, berarti kamu tidur”
“Memang, sering aku kebangun gitu, pas posisi tanganku lagi diatas”
“Taulah, naiknya tuh pelan banget, ada sekitar 2 menit, sambil nari”

   Ini yang masih aku nggak tahu sampai sekarang dia itu siapa? Apakah wanita penari ini sama dengan wanita yang cantik itu? Setahuku nama wanita yang cantik itu adalah Sriningsih. Aku tahunya dari mana? Jadi aku nanya ke dia dalam hati, aku bilang "Kasih tahu namamu, biar kita bisa berteman. Lalu dia menjawab "Ningsihhhh, Sriningsih" dengan suara yang sangat rendah, pelan, dan nafasnya panjang.

Bukan cuman itu, kami juga mimpi hal yang sama

“Dek, aku mimpi kamu nangis kam” 
“Iya, adek juga mimpi itu” Jawabnya
“Kamu mimpinya kayak mana?”
“Adek mimpi dimarahin orang, terus nangis”
“Mau tahu kah kenapa kamu bisa dimarahin”
“Kenapa coba?”

   Di dalam mimpi itu kami menaiki bus, yang disupiri oleh bapak-bapak. Bus itu ramai, saking ramainya aku dan adekku duduk di depan, dekat pak supir. Adekku menyalakan lagu yang bikin satu bus keberisikan. Bus ini terus melaju hingga hampir sampai ke rumahku. Rumahku kali ini berbeda dari rumahku yang asli. Bus kami menanjak ke daerah perbukitan, ada salah satu penumpang bilang “Pak, Bunga sama Adeknya stopkan dirumahnya aja”. Tapi rumahku dilewati saja oleh pak supir ini, aku pun enggan berkomentar karena melihat ekspresi pak supir yang kelihatannya sedang kesal.

   Aku dan adekku diturunkan di salah satu rumah warga. Kami pun memasuki ruang tamunya . Dari dalam ruang tamu aku lihat pak supir tadi sedang berbicara dengan ibu pemilik rumah ini.

   Adekku di panggil oleh ibu tersebut, dia pun pergi ke depan rumah. Aku melihat dia dimarahin dengan posisi wajah yang menunduk, kemudian aku mendatanginya sambil berkata “Kenapa kamu dek, kok nangis?”, disitulah aku baru tau, kalau adekku ribut sepanjang jalan, dan sangat mengganggu, jadi pak supir minta ibu ini untuk memarahi adekku. Tangisannya enggan berhenti hingga menjadi-jadi, setelah itu aku bangun dari tidur, bersamaan dengan bangunnya adekku dari tidur.

“Tuh lok, ini pasti gegara kamu sering ribut di kosku. Nggak suka mereka kalau kamu ribut-ribut” Jelasku
“Asli eh, sedih betul perasaan adek di dalam mimpi tuh”
“Kepok kam”


Gimana, sudah percaya kalau lucid dream itu nyata? 













Bonus dari kami






Comments

Popular posts from this blog

Tempat Berlindung Di Hari Tua, Tempat Akhir Menutup Mata

Bicara Tentang Pengakuan

Rumah Sakit