Kok Bisa Aneh?

Genre : Comedy and Daily



    Gini ya rasanya jadi pengangguran, sibuk banget asli. Hari-hariku diisi dengan aktivitas yang 180 derajat berbeda ketika aku kuliah. Kapan lagi coba bisa makan, tidur, YouTubean, gibah, tanpa dibatasi waktu. 

   Anehnya kenapa pas liburan gini aku jadi insomnia ya? padahal dulu, jam 9 malam aja rasanya ngantuk banget, apalagi kalau dipakai buat belajar, behh itu ngantuk tingkat dewa. Sekarang malah tidurnya jam 3, jam 4 pagi. 

   Terus bangun tidur jam 10 pagi. Buat bangkit dari tempat tidur aja susahnya ya Allah. Kalau bukan karena kebelet pipis atau lapar tak ter tahankan, aku pasti nggak bakal beranjak dari kasur. 

   Ketika dalam keadaan ini, pikiran ku berusaha mencari-cari aktivitas yang bisa dilakukan dalam kos, salah satunya mendekor kamar kos.

   Oh iya, aku punya cerita nih mengenai kamar kos aku ini. Aku beberapa kali secara tidak sengaja mau membakar kamar kos ini. Astagfirulahhh

   Nggak sengaja loh ya, bukan aku tiba-tiba kepikiran Wah biar rame aku bakar kos aja ah. Enggak enggak, nggak kayak gitu kok. 


Kebakaran


   Jadi ini berawal mula kebiasaanku yang selalu setrika baju yang mau aku pakai sebelum ngampus, itu aku lakukan dipagi hari. Karena jadwal kuliahku kebanyakan jam 7 pagi, alhasil aku buru-buru agar nggak telat masuk kuliah. 

   Hari itu sedang pratikum Formulasi Sediaan Semi Padat (FTSP), disela-sela kami pratikum aku kepikiran Aku udah cabut colokan setrika belum ya? kayaknya sih udah, tapi kok aku nggak ngerasa cabut, bahaya nih bisa kebakaran entar kos ku.

   Akhirnya disela-sela pratikum aku keluar lab diam-diam, dan balik ke kos dengan buru-buru. Ketika jalan menuju kos aku berpapasan dengan teman ku yang berbeda teori. Dia menyapa ku "Bung, ngapain?"
"Mau pulang aku, lupa nyabut setrikaan"
"Astagfirullah"
"Yaudah, aku duluan ya, buru-buru nih"

   Dengan kecepatan cahaya aku langsung lari-lari dari depan kos, sampai masuk kamar, dan saking terburu-burunya, aku masuk kamar tanpa lepas sepatu. Dan ku temui colokan setrika yang sudah aku lepas dari stop kontaknya. 

   Duh Bunga, pelupa banar eh, udah buru-buru juga

   Dari kejadian itu, tiap kali aku keingatan sudah nyabut setrika belum ya? ah paling sudah, cuman akunya nggak sadar. 

   Aku yang merasa jiwaku tenang dan tentram pulang ke kos dengan perasaan biasa saja, segera aku baringkan badanku ke kasur, dan menyadari ada bau gosong yang asalnya dari setrika yang masih berdiri. Perlahan aku arahkan mataku ke stop kontak dan jeng jeng belum aku cabut, Ya Allah. Maka aku tadi berangkat jam 7 pulang jam 5 sore. 

   Semenjak kejadian itu, aku selalu lihat cek kalau mau keluar kos. Trauma gengs. 

Ada lagi nih kejadian lainnya

   Kalau nggak salah waktu itu sedang musim banyak nyamuk. Sehabis cuci baju aku berbaring dikasur sambil main hape. Banyak nyamuk eh, aku bakar obat nyamuk aja dah. 

   Akhirnya aku ambil kertas bakar untuk nyamuk, dan aku taruh di atas lepek (piring kecil). Aku bakar dan aku taruh diatas spon untuk setrikaan, dan letaknya diatas lemari. 

Ini kertas bakarnya (from google)
Nah lepeknya mirip ini (From google)

Trus dibakarnya gini, aku taruh diatas lemari. dan diatas lemari itu ada spon buat setrika

spon nya gini. (From google)
   Saat sedang asik aku main hp, tiba-tiba ada suara pecahan kaca yang nyaring, diikuti terlemparnya suatu benda, dan debu hitam yang meletus diudara, turun bagaikan salju. Tapi ini warnanya hitam. 

   Dalam hatiku gangguan jin macam apa ini? 

   Aku yang masih shock segera duduk dan berdiri, melihat apa yang barusan terjadi, ternyata piring kecil yang kujadikan wadah untuk bakar kertas nyamuk nggak kuat menahan panas, alhasil pecah dan terlempar pecahanya kemana-mana. Lalu ku ambil pecahan itu, dan mau tau apa?

   Ada api dong di spon setrikaanku. Dengan sigap aku ambil dan aku guyur air. Ku kira tadi ada gangguan jin, ternyata alhamdulillahnya cuman kesalahan teknis hahaha. 

   Kejadian tentang aku yang tidak sengaja ingin membakar kos ini ku ceritakan kepada teman-temanku. Sehingga tiap datang ke kos, pasti mereka juga membantu aku mengecek apakah setrikaan ku sudah aku cabut atau belum. 

   Sampai suatu ketika, di saat seperti ini, kegabutanku menyeruak. Aku termotivasi oleh konten YouTube yang mendekor kamar mereka secara artistic menggunakan cahaya lilin.

Ini kamarku

Aku banget nih, nyari lilin ahh

   Akhirnya aku chat temen ku Ana. Tapi responnya mengecewakanku


    Dan kalian tau, sepertinya Ana selalu sensi denganku. Pernah saat itu ketika sidang skripsinya Oca. Aku berada diluar bersama dengan yang lainnya. Sangat rame, kebetulan ada Catur (ketua FUM kelompokku dulu) dan Ana. 

   Aku suka heran pada orang seperti Ana dana Catur mereka itu sebenarnya punya sifat sabar tidak sih, kenapa kalau ngomong sama aku bawaanya kayak mau ngajak aku naik kereta terus didorong ketika sedang laju-lajunya. 

   Padahal aku begini karena keturunan. Mama, Bapak, Adekku ya begini kelakuannya. 


Absurd nya keluargaku


   Bapakku itu manusia so sweet sekaligus jail. 

   Pernah di hari minggu gedor-gedor kamarku di pagi hari, dan bilang 

"Bunga, itu nah ada temanmu diluar, datangin sana nak"

   Aku auto lihat hape dong, kok ya nggak ngabarin kalau ada yang mau main ke rumah. Dengan nyawa setengah sadar aku jalan kedepan rumah, dan tidak ada siapa-siapa dong. Kan kampret.  Mana itu hari minggu lagi, baru pagi hari sudah kena prank. 

  Adekku juga, pernah nih entah kesambet apaan, dia ngajakin aku bikin es susu diblender. Kebetulan banget dong cuaca sedang panas-panasnya. 

"Mba, mau es susu nggak, di blender nanti" kata adekku
"Mauuu, susu putih aja, nanti beli chocolatos jadi topingnya"
"Tapi nggak ada es batu di kulkas"
"Beli aja di blog H, buleknya jual es batu"
"Mana uangnya?"
"Pake uangku kah?"
"Iya, mau kadak, lakasi. Sempat adek malas bikin nanti"
"Yaudah berapa?"
"25 ribu sama ongkosnya"
"Mahalnya ai, es batu paling seribuan"
"Cepat nah, atau tidak sama sekali"
"Yaudah beli es batu sekalian cemilan ya"

   Akhirnya dia pergi naik motor ke blog H. Sampai nya dirumah, aku sudah duduk-duduk di dapur dengan alat blender yang ku siapkan. 

   Dia masuk lewat pintu samping yang langsung menuju dapur. Dengan membawa plastik hitam dia bagi jajanannya. 

"Ini kamu chocolatosnya 2, adek 2. Nabati kamu 2 adek 2, ini kamu 2 adek 3" kata adekku
"Kok kamu 3?"
"Kan adek yang keluar"
"Oh iya yaaa" bener juga
"Nah ini slai o'lai kamu 2, adek 3"
"Dek es batunya mana?"
"Oh iyaaaaa, kamu sih"
"Loh kok aku"
"Kamu nihhh" dengan nada kesal
"Kenapa jadi aku"
"Gegara kamu bilang cemilan, adek jadi fokusnya sama cemilan aja, jadi lupa es batunya"
"Yaudah balik lagi kesana"
"Isss, malu adek, nggak usah aja gin buat"

   Hal ini nggak sekali dua kali terjadi, tapi sering. 

"Mba mau bakso nggak?"
"Mauuuu"
"Mana uangnya, cepatin, entar keburu hilang pak lek baksonya"
Kenapa ya tiap dia nawarin sesuatu aku langsung kayak terhipnotis, ujung-ujungnya pasti kukasih uangku
"Dek, jangan pake kecap sama saos ya, kalau pakai dikit aja" sambil ku kasih uang
"Okay"

Pas balik
"Loh dek kok ini pake saos sama kecap"
"Ohhh pantesan, tadi tuh adek ngerasa kayak lupa apa gitu, ternyata lupa bilangin pak lek nya"
"Nggak heran sih aku"

Kadang aku pikir, dia itu kakak, dan aku itu adeknya. 

"Mba, mau nasi goreng nggak, nanti adek masakin"
"Mauuuu" perasaanku nggak enak sih, cuman aku nggak bisa nolak makanan
"Kamu mau pake ayam nggak?"
"Iya, ayam ditepungin yang crispy ya"
"Okay adek bikin bumbu nasi gorengnya dulu, sama tepungin ayamnya"

Selang berapa menit aku dipanggil ke dapur
"Mbaaaaa, mbaaaa, sini duluuu"
"Kenapa?"
"Sini dulu"
"Iyaaa kenapa"
"Sini dulu" 
Aku berjalan menuju dapur
"Mba kamu balikin ayamnya nah, takut gosong, adek ngeracik bumbu nasi goreng dulu"
"Yaudah sini" sambil aku ambil sutilnya, dan fokus mengoreng ayam
"Mba, ambilkan nasi dipiring, biar dia nggak lembek pas di masak, jadi dikeluarkan dulu dari magicom"

   Aku mengikuti apa yang dia perintahkan, aku dengan sigap mengambil nasi, dan fokus memasak ayamnya hingga matang. Dan ketika nasi gorengnya mau di goreng, aku juga yang ngaduk-ngaduk nasinya hingga matang. 

   Setelah matang baru kusadari, sebenarnya ini yang masak aku atau adekku ya. Katanya tadi dia yang mau masakin, tapi ujung-ujungnya kok aku yang kerjakan. Sial, aku tertipu lagi

   Padahal sudah sering terjadi, tapi aku masih saja bodoh sampai ke sumsum. 

  Dulu waktu aku masih SD, dan pulang SD itu siang hari, panasnya polll. Dia yang sedari tadi di rumah, ketika aku datang langsung berlari menuju kulkas, dan meminum es yang kelihatannya enak dan segar. Aku merengek memintanya
"Dek, santap nah"
"Emmmmm, segerrrrrrrrr"
"Minta nah"
"Nggak mauu"
"Ais, dikit aja"
"Yaudah nih" 
Aku langsung meminumnya banyak-banyak. Ternyata asin buangettttt. Dia masukan garam didalam es nya. Ya Allah, punya adek gini amat ya. 

   Tapi enaknya punya adek kayak dia nih, bisa disuruh-suruh. 
"Dek, keluar sana belikan aku pulsa 5 rb"
"Mana uangnya?"
"Ni 7 rb"
"Ongkosnya adek mana?"
"Berapa?"
"20 rb"
"Masa mahal ongkos dari pada pulsa?"
"Yaudah kalau nggak mau"
"Yaudah dah, ini cepat yaa"

   Kurasa pemerasan ini harus segera diakhiri, aku melapor pada kanjeng ratu, alias my mama. 
"Ma, adek na, tiap aku suruh ongkosnya lebih mahal dari harga barangnya"
"Ya gpp, kan adekmu yang keluar, emang harus gitu, kalau mau kamu aja yang beli sendiri, jangan nyuruh adekmu"

   Hmmm, ternyata aku salah, mungkin sifat adekku ini turunan dari mamaku yang perhitungan dan pintar mancari untung. 

   Enaknya jadi anak terakhir itu ya dibela terus. 
"Bunga, kamarmu nah, orang kalau habis tidur tu dibersihkan dulu, baru keluar kamar"
  Aku yang keluar kamar mandi terheran-heran, perasaan sudah aku bersihkan, aku langsung bergegas menuju kamar, dan pemandangan menakjubkan yang aku lihat, dimana seprei dan kawan-kawannya berantakan. Sudah pasti ini kelakuan adekku.
"Ma, itu adek tuh na, dia yang berantakin"
   Dengan muka santai adeku lewat sambil bilang "Masa adek?"
  Ya Allah lugunya mukanya, ingin berkata kasar rasanya. KASAR.

   Tapi memang gitu, namanya juga adek kakak. Dan ketika dia mulai dewasa, saatnya aku melakukan pembalasan hahahaha (ketawa licik). 

   Saat libur semester 6, aku terkaget-kaget karena adeku punya gebetan. Kecil-kecil punya gebetan, sedangkan aku nggak ada. 

   Nama gebetan adeku itu Pratama, dipanggil Tama. Si Tama ini pernah ke rumah bawakan buble tea, dan ketemu sama mamaku, cuman langsung pulang. 
"Siapa itu dek?" tanya mamaku
"Oh itu Tama temen adek"

   Tapi aku sudah tau kalau itu gebetan adeku. Aku dan adeku punya sifat yang berbanding terbalik, dia ektrovert dan aku introvert. Pada hari itu dia seharian jalan sama temennya, dan aku dirumah juga seharian main hape. 

   Sekitar jam 9 malam dia pulang, dan pamit pergi lagi.
"Mba, adek jalan lagi" sambil dia salim

   Setelah itu mamaku ke kamarku
"Kemana lagi adekmu Bunga"
Wah kesempatan nih ngadukan adekku 
"Ini Ma, lihat na, story adek lagi nonton sama cowok, kayaknya pulang jam 12 malam, soalnya filmya  mulainya jam terakhir"
"Apa adekmu ni, nggak izin lagi, cuman salim aja, tapi nggak bilang jalan sama siapa"

  Malam itu, mamaku langsung ngomel aja sambil nunggui adekku di depan rumah, bersama husband nya. Iya bapakku hahaha. Bapaku cuman ngeluarkan pendapat "Mana Lisa ni belum pulang". Dan selebihnya aku lebih banyak dengar mamaku ngomel. Padahal posisi aku ada di kamarku, dan kedua ortuku diluar rumah, tapi suaranya kedengaran jelas. Wahhh nggak sabar nunggu adeku pulang

Akhirnya udah jam 12 malam, eh bener, dia pulang diantar itu cowok. Dari dalam kamar, aku fokuskan untuk nguping pembicaraan mereka. Bener-bener diluar dugaan, tanpa perlu aku nguping, percakapan nya sangat nyaring dan terkesan jelas buanget hahaha. 

"Ngapain kamu dek pulang malam-malam?" tanya mamaku dengan nada marah
"Habis nonton ma" jawab adekku
"Kamu tuh, bawa anak tante jalan malam-malam, dia tu cewek, nanti kalau kenapa-kenapa gimana?, udahnya jalan nggak pamit dulu lagi sama tante. Kamu sayang nggak sama Elisa?"
"Sayang tante"
Hahahaha auto ngakak aku didalam kamar
"Sayang nggak?"
"Iya sayang tante"
"Kalau sayang tu, nggak kayak gitu caranya. Anak tante tu cewek, nanti kalau kenapa-napa gimana?, udah pulang sana kamu"
"Iya, iya maaf tante, aku pulang dulu"

Puas banget aku ketawa di kamar. Terus adeku masih dimarahin sampai masuk rumah
"Kamu tu dek, pulang malam betul, jam berapa ini?"
"Orang filmnya baru selesai" jawab adeku
"Tapi kenapa nggak pamit cowoknya, itu yang sering jemput adek di depan rumah aja lok, nggak masuk rumah. Masih mending yang teman adek dulu, dia mainnya di ruang keluarga aja, ini apa? nggak pamit main nyelonong aja, nggak suka mama. Coba lihat mba mu tuh, mana pernah ada cowok main sama jemput di rumah"

   Saat itu aku mau bangga, tapi disisi lain sedih juga ya hahaha, aku langsung bilang
"Aku jomblo maa, nggak usah diperjelas"

"Udah sana kamu dek, tidur"

   Terus aku gibah lewat WA ke temanku Ekanur dan Sitimus. Reaksi mereka juga ngakak. Dan baru terbesit. Selama percakapan tadi bapaku diam aja. Mungkin bapaku pro ke Tama, namanya juga sesama lelaki hahahaha. 

   Besok paginya aku terbangun dan dengar suara mamaku sedang gibah dibakul sayur, bersama dengan tetangga lainnya di depan rumah. Karena notabennya suara mamaku emang nyaring diatas rata-rata manusia normal, jadi aku bisa dengar jelas. Ternyata adeku digibahin dong hahaha, jadi tetangga-tetangga juga pada tau kasusnya adeku. 

   Dan cowok itu trauma, tapi sebagai kakak yang baik. Aku DM gebetannya adekku





   Waktu aku sudah balik di Solo, aku VC dengan adekku. 
"Nih mama lagi makan martabak sama terang bulan, Tama yang bawakan"
Nurut juga nih Tama sama wewejanganku haha, pinter. Sekarang Adeku dengan Tama sudah pacaran, untunglah dapat restu. 

   Btw, mamaku itu emang suaranya nyaring kalau ngomong, padahal lagi nggak marah, cuman emang nadanya aja yang gitu. Bayangkan, suara biasanya aja dah nyaring tuh, apalagi pas marahin tuh anak. 

    Saking nyaringnya aku bisa tau mamaku lagi dirumah tetangga yang mana. 
"Mba mama mana?" kata adekku yang baru pulang dari sekolah
"Coba dengarin suaranya, kira-kira dimana?"
"Oh nyelamatin kang cul" (serial drama korea W)
"Pantas tiba-tiba menghilang"
"Kayaknya dirumah ibu Bayu"
Rumah ibu Bayu ini agak jauh dari rumahku ya, tapi bisa kedengaran sampai rumahku.

   Pas mamaku pulang
"Ma, kang cul gimana? selamat kah?"
"Mama dari rumah ibu Bayu"
"Tuh kan bener" sambil aku lihat-lihatan sama adekku


   Makanya kalau aku aneh itu, karena DNA nya begitu. Pernah tuh waktu adekku, bapakku, mamaku masak kue. Dan mixernya rusak, alhasil pake bor bapakku dong, tinggal ganti matanya aja. Astaga, orang nggak kepikiran sampai situ. Maka kuenya bantet lagi, karena adekku lupa masukan backing sodanya. Kata bapakku "Kuenya kalau buat ngelempar kucing, bisa mati kucingnya".

   Tapi kadang adekku itu nyebelin karena dia keras kepala banget, dan suka marah-marah, tiada hari tanpa marah-marah. 
"Mba, adek mu kenapa diam aja nggak ada suaranya" kata bapakku
Akhirnya aku kekamarnya dan memastikan
"Pak badan adek panas"
"Pantas seharian nggak ada ngomel-ngomel, ternyata sakit"

   Oh iya tadi aku ada bilang bapakku so sweet kan. Jadi tiap sore bapakku minta aku bikinkan kopi kapal api. 
"Bunga, bikinkan bapak kopi"
"Okay bos" 
Aku berjalan menuju dapur, mengambil cangkir, memasukan kopi, gula, kemudian aku lihat susu anline mamaku. Tambahin susu ah, biar bapaku sehat. Ku masukan satu sendok teh susu kedalam kopi hitam itu, warnanya jadi bukan hitam lagi, tapi aku harap bapakku nggak sadar. 

"Bunga, kenapa kopi bapak ditambahin susu"
"Kok bapak tau?"
"Apa Bunga ni, masa dikasih susu"
"hahahaha, supaya bapak sehat"
"Bikinkan lagi kopi hitam, ini buat kamu aja"
Niatku untuk membuat bapak sehat gagal.

   Nah karena tiap sore aku selalu disuruh buat kopi
"Bunga, bikinkan bapak kopi"
"Haaa, apa pak? bakso?"
"Bakso, bakso apa?"
"Bapak tadi bilang bakso"
"Bikinkan kopi sana"
Trus balik-balik bapakku bawakan bakso, uuuu so sweet. 

"Bunga, bikinkan bapak kopi"
"Haaa, apa  pak? martabak?"
"Kopi, bukan martabak"
"Kirain"
Trus balik-balik bapakku bawakan martabak, uuuu so sweet. 

"Bunga, bikinkan bapak kopi"
"Haaa, apa pak masakan ayam rica?"
"Buatkan sana"
"Bapak loh tadi bilang mau masakan ayam rica"
Akhirnya aku nemanin bapaku masak ayam rica. 

   Masakan mamaku enak, tapi bapakku juga enak masakannya. Adekku juga bisa masak, hanya aku saja yang jadi juri di rumah, tugasku hanya mencicipi makanan hahahaha.

  Bapaku juga jago gambar, dulu ketika aku SMK, ada pratikum kognosi, yang sebelumnya kita disuruh gambar dulu morfologi dirumah, dan aku selalu suruh bapaku gambarkan. Makanya bagus banget gambarannya. Bapaku yang gambar, aku sibuk hapalan simplisia. Bener-bener dah. 

   Bapaku juga sering nyuruh aku makan, terlebih lagi ketika aku liburan semester. 
"Bunga sana nah makan" 
"Sudah pak" ku jawab
"Bunga tu jangan ditawarin makan, udah dua kali nambah dia" Mamaku ikut nambahin

   Pas malam harinya gitu juga
"Bunga, makan sana"
"Sudah juga pak, pas bapak shalat isya di masjid, aku makan"

   Makanya maklumin ya gengs kalau aku agak aneh. Tapi biasanya sih kalau sama orang lama aja sifat asliku keluar. Kalau orang baru dan orang yang buat aku nggak nyaman, mendadak aku jadi orang pendiam. Terlebih kalau aura orang itu nggak cocok sama aku. 



Sekian, Asalamuaikum.








Selamat liburan gengs, sampai jumpa di hari wisuda :*








Bunga Lia
Bungaliaa


Comments

  1. �� like , nanti ak bwain martabak utk mamamu jg biar dpt ijin halalin kmu wkk🤣 eh mksdnya di ijinin ngenal kmu lebih...

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentar dong, aku mau tahu ni perasaanmu setelah baca tulisan ini

Popular posts from this blog

Tempat Berlindung Di Hari Tua, Tempat Akhir Menutup Mata

Bicara Tentang Pengakuan

Rumah Sakit